Jawa Trend - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa negaranya tidak dapat tinggal diam terhadap serangan aparat Israel di Masjid Al Aqsa, yang mengancam status quo situs suci tersebut setelah kejadian kejadian pada pekan lalu. Erdogan menyatakan hal ini dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog pada Sabtu (8/4). Dalam percakapan tersebut, Erdogan menyampaikan kekhawatirannya terhadap penangkapan terbaru di Al Aqsa, di mana pasukan keamanan Israel menggerebek umat Muslim yang sedang beribadah di masjid tersebut dan memukuli mereka.
Erdogan menyatakan bahwa insiden terbaru ini melukai hati nurani bukan hanya umat Islam tetapi seluruh umat manusia. Erdogan mendesak bahwa Turki tidak dapat tinggal diam untuk mendesak aparat Israel di Masjid Al Aqsa tersebut.
Selain itu, Erdogan menggarisbawahi bahwa seruan kelompok radikal Yahudi untuk menyerang Masjid Al Aqsa memicu reaksi dan kekhawatiran. Erdogan menyatakan bahwa negara-negara di Timur Tengah harus mencegah insiden kekerasan di Al Aqsa, yang sering terjadi hampir setiap bulan Ramadan. Ia juga menyatakan kesiapan Turki untuk membantu mengatasi akar masalah dan mengambil langkah-langkah untuk membangun perdamaian yang adil dan abadi di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Erdogan mengecam aksi polisi Israel di Masjid Al Aqsa pada pekan lalu dan menyebut kekerasan aparat Israel di kawasan tersebut sudah melebihi batas bagi Turki. Erdogan mengutuk tindakan keji terhadap Masjid Al Aqsa, yang menjadi kiblat pertama umat Islam atas nama negara dan rakyatnya, dan meminta agar serangan itu dihentikan secepat mungkin.
Al Aqsa merupakan situs tersuci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Sementara itu, umat Yahudi juga menganggap kompleks Al Aqsa sebagai situs suci mereka yang disebut sebagai Tembok Ratapan atau Temple Mount.