Jawa Trend - Setelah sukses diselenggarakan pada tanggal 4 September 2023, Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Council on International Financial Cooperation (CIFC) mencatat berbagai perkembangan positif dalam upaya memperkuat kolaborasi antara Korea Selatan dan Indonesia di bidang keuangan. Dengan tema "Forging the future of finance: Strengthening Collaboration and Sustainable Finance in Korea and Indonesia," acara tersebut berhasil mengumpulkan pemangku kepentingan dari berbagai industri dan regulator kedua negara.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dalam Indonesia – Korea Financial Cooperation Forum kedua yang bertema Forging the Future of Finance: Strengthening Collaboration and Sustainable Finance in Korea and Indonesia di Jakarta, Senin menyampaikan “OJK bersama industri jasa keuangan Indonesia berkomitmen untuk selalu belajar dan berbagi mengenai perkembangan terkini dari inisiatif keuangan berkelanjutan. Kami mengapresiasi kerja sama dengan FSC, CIFC, serta para pelaku industri jasa keuangan Indonesia dan Korea yang akan bertukar pengetahuan serta best practice pengembangan keuangan berkelanjutan di kedua negara," kata Mahendra.
Acara ini dihadiri sekitar 130 partisipan dari regulator dan industri jasa keuangan Indonesia maupun Korea dengan dua pokok pembahasan yaitu:
Keuangan Berkelanjutan dalam Lanskap Keuangan Indonesia dan Korea; dan
Peran Kolaborasi dalam Membentuk Masa Depan Sektor Jasa Keuangan di sektor Asuransi, Penjaminan, Pasar Modal, dan Infrastruktur Keuangan Indonesia dan Korea.
Lebih lanjut Mahendra menyampaikan bahwa penguatan jasa keuangan berkelanjutan berperan sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim global. Untuk itu, diperlukan kolaborasi tidak hanya dari regulator sektor jasa keuangan melainkan oleh pelaku sektor jasa keuangan di tingkat domestik maupun internasional agar pengembangan keuangan berkelanjutan terukur dan terarah.“Kita harus memahami isu-isu terkait pengembangan keuangan berkelanjutan dalam perspektif yang lebih luas. Hal ini menurut saya adalah sesuatu yang harus terus kita sempurnakan dan kita percepat serta sesuaikan sekaligus selaraskan dengan prinsip-prinsip global dan internasional," jelas Mahendra.
Salah satu sorotan utama dalam forum ini adalah partisipasi aktif Credit Bureau Indonesia (CBI), yang diwakili oleh Anton K Adiwibowo, Direktur Bisnis & Layanan, yang turut memberikan pandangan sebagai pelaku industri biro kredit dalam mendukung penguatan infrastruktur keuangan di Indonesia dan bagaimana hal ini berdampak pada perkembangan ekonomi negara.
Anton K Adiwibowo, Direktur Bisnis & Layanan di CBI, menyatakan:
"Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 memberikan platform yang sangat berharga untuk berdiskusi tentang tantangan dan peluang dalam pengembangan infrastruktur keuangan di Indonesia. Kami percaya bahwa pengembangan LPIP (Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan) ke arah biro kredit modern yang disertai peningkatan pengolahan data SLIK dan alternatif didukung oleh kemampuan teknis dan analisis profil risiko yang akurat adalah unsur penting dalam menciptakan solusi dan layanan yang dapat diandalkan oleh lembaga jasa keuangan dalam mendukung inklusi keuangan yang berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terus berkontribusi dalam mendukung OJK dalam ekosistem keuangan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia adalah komitmen kami di CBI.”
Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 telah membuktikan diri sebagai wadah yang efektif dalam membangun jaringan, mendorong kolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif bagi dalam menjawab tantangan industri keuangan global saat ini. Semua pihak yang terlibat berharap bahwa momentum positif ini akan berlanjut dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.