Seperti halnya kisah seorang wanita asal China yang baru-baru ini viral, karena dirinya memilih untuk meninggalkan pekerjaannya yang penuh tekanan. Wanita bernama lengkap Tang Ying ini bekerja di industri desain, di mana memiliki lebih dari 600 grup terkait pekerjaan di platform WeChat.
Meskipun gaji yang diperoleh cukup besar, tekanan dari pekerjaan terutama dalam mengelola beberapa pusat perbelanjaan, merugikan kesehatan dan kesejahteraannya. Tang merasa seperti seorang robot, karena terus-menerus menerima pemberitahuan dari grup WeChat terkait pekerjaan.
Tak lama setelah resign, wanita ini membutuhkan waktu tiga jam untuk meninggalkan ratusan grup chat kantornya. Sontak, kisah Tang menjadi viral di salah satu media sosial yang mana memuat banyak komentar dan reaksi kocak warganet.
Berikut ini kisah wanita resign karena tuntutan pekerjaan
Miliki 600 Grup Chat di Kantor
Kisah seorang wanita yang meninggalkan pekerjaan penuh tekanan untuk mencari hiburan dan relaksasi di desa leluhurnya, menjadi sorotan di dunia maya Tiongkok. Tang Ying menjadi pusat perhatian, setelah meninggalkan lebih dari 600 grup terkait pekerjaan di platform media sosial WeChat, di mana memakan waktu tiga setengah jam untuk diselesaikan.
Topik ini kemudian mencuri perhatian, setelah tayang di platform mikroblog Sina Weibo. Tang mengatakan kepada thecover.cn, sebuah outlet media di provinsi Sichuan bahwa banyak pengguna mengekspresikan simpati terhadap keputusannya.
Beberapa komentar yang mendapat perhatian meliputi: "Pengunduran diri seperti ini? Jelas-jelas membeli kembali kebebasannya," dan "Siapa yang tidak memiliki puluhan grup WeChat untuk berbagai tugas?"
Pilih Resign dan Menikmati Liburan
Tang adalah salah seorang desainer yang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan real estate di Beijing, menyatakan bahwa pekerjaannya yang menuntut membuatnya tidak merasa puas. Meskipun mendapatkan gaji bulanan sekitar 20.000 ($2.787) hingga 30.000 yuan atau setara 60 juta rupiah sebulan, tak membuatnya merasa bahagia.
Tang bertanggung jawab atas desain interior beberapa properti komersial, menghadapi tekanan dalam mengelola beberapa pusat perbelanjaan, yang akhirnya berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraannya. Dia merasa seperti robot karena terus-menerus menerima pemberitahuan dari grup WeChat terkait pekerjaan.
"Saya tidak berani mematikan telepon karena takut kehilangan pesan grup yang penting bisa mempengaruhi pembukaan toko baru," ujarnya.
Merasa lelah dan kehabisan tenaga, Tang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan kembali ke kampung halamannya di Sichuan. Kakek dan neneknya menyambutnya dengan tangan terbuka dan dia menikmati kenikmatan sederhana, dari masakan rumahan yang terbuat dari bahan-bahan segar. Dengan menjalani kehidupan di desa yang berjarak 30 kilometer dari kota Nanchong, Tang memulai bisnis penjualan sosis buatan sendiri dan daging yang diawetkan secara online dengan dukungan keluarga.