• Jelajahi

    Copyright © Jawa Trend
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial

    , February 13, 2024 WIB Last Updated 2024-02-13T03:01:07Z
    Jawa Trend – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Kamis, 8 Februari 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Ibu Nurul Inayati Hidayat yang merupakan seorang pegiat ekonomi kreatif, serta Bapak Bagus Tito Wibisono sebagai guru atau pendidik.

    Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

    Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. 

    Pak Kharis menyampaikan bahwa suatu saat, jejak digital akan berpengaruh terhadap diri kita. Menurutnya, orang lain bisa dengan mudah melihat kita dari jejak digital yang kita punya di media sosial maupun platform lainnya. Oleh karena itu, beliau menyarankan untuk selalu menerapkan kaidah untuk harus berlaku bijaksana, karena jejak digital berlaku long life. “Kalau sekiranya apa yang akan kita sampaikan di media sosial tidak bisa tersampaikan dengan baik atau tidak daoat dipahami oleh orang lain yang akan membacanya lebih baik tidak dituliskan”, pesan Pak Kharis sebagai penutup sesi pemaparan materinya. 

    Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari.

    Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Nurul Inayati Hidayat. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menjelaskan pentingnya bersikap hati-hati saat berkomunikasi di media sosial, terutama terkait isu gender, agama, dan politik. Menurut beliau, isu-isu tersebut sangat sensitif dan multitafsir untuk dibicarakan di media sosial, bahkan bisa menimbulkan konflik. Beliau juga menyampaikan beberapa alasan mengapa kita harus bijak menggunakan media sosial, salah satunya adalah karena di media sosial rentan terjadi kejahatan cyber, seperti identity theft, kejahatan phising, dan kejahatan konten ilegal. Sebagai penutup, beliau mengingatkan kita bahwa apa yang kita lakukan hari ini, dampaknya bisa sampai ke akhirat kelak, oleh karena itu, kita harus bijak dalam bersosialisasi di media sosial.

    Bapak Bagus Tito Wibisono menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan beberapa strategi yang dapat kita lakukan supaya bisa menjadi netizen yang bijak di media sosial. Menurut beliau, strategi yang paling penting yaitu jangan pernah curhat dan memberikan informasi pribadi kita ke media sosial. Selain itu, beliau juga menyarankan kita untuk bersikap skeptis atau tidak mudah percaya 100% pada informasi apapun yang kita temukan di media sosial, perlu divalidasi kebenarannya terlebih dahulu. Strategi selanjutnya yaitu kita perlu untuk memberikan jeda sekitar tiga detik sebelum memberikan komentar, menyebarkan, dan menyukai unggahan orang lain. Hal ini ditujukan supaya kita tidak terburu-buru dalam melakukan sesuatu dan perlu memikirkan kembali, supaya tidak ada penyesalan. Strategi terakhir yang beliau sarankan yaitu perlunya mengingat kembali bahwa apapun yang kita lakukan di media sosial, akan menghasilkan jejak digital. 

    Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada pukul 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini