Jawa Trend - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Mengenal Phising & Doxing, Kejahatan di Internet”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Minggu, 10 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Agus Triyono, M.Si., yang merupakan seorang dosen Ilmu Komunikasi UMS, serta Bapak Winarno, S.Si., M.Eng., sebagai dosen FMIPA UNS.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa kejahatan di dunia internet memang ada berbagai macam bentuk dan trik, bahkan termasuk hal-hal yang belum bisa dideteksi oleh para petugas yang bertugas mengamankan. Beliau menambahkan bahwa karena kejahatan sedemikian rupa terjadi, satu hal yang harus diingat bahwa di dunia internet, kita harus benar-benar hati-hati dan memastikan bahwa apa yang kita lakukan diyakini kebenarannya, serta tidak dalam pengaruh penipu atau kejahatan lainnya.
Seringkali kita abai dengan apa yang kita lakukan, sehingga kejahatan dengan mudahnya dapat masuk. Ketidaktauan kita terhadap kejahatan membuat kita seringkali abai, sehingga kejahatan sering masuk dengan mudah. Berbagai pemakluman seringkali menjadi pembelaan kita untuk menyepelekan hal ini, tetapi perlu diingat, bahwa data pribadi itu sangat penting. “Kalau data pribadi kita digunakan tidak semestinya, seolah-olah kita menjadi penanggung jawab atas seluruh aktivitas yang menggunakan data pribadi kita.”, ucap Pak Kharis di akhir sesi pengantar materinya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Agus Triyono, M.Si. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan bahwa sangat cepatnya
perkembangan teknologi komunikasi dan informatika berdampak pada kehidupan, baik privat maupun sosial. Beliau juga menyampaikan perlunya literasi digital, yang merupakan upaya memanfaatkan teknologi dalam menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi dalam dunia digital seperti saat ini. Ada delapan komponen literasi yang harus kita miliki, yang disampaikan oleh Pak Agus, yaitu social networking; transliteracy; maintaining privacy; managing digital identity; creating, organizing, and sharing content; reusing / repurposing content; filtering and selecting content; dan self-broadcasting. Salah satu alasan pentingnya menjaga privasi yang disebutkan oleh Pak Agus yaitu untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi. Di akhir sesi pemaparan materinya, Pak Agus menyampaikan cara yang bisa kita lakukan dalam menjaga privasi, yaitu dengan menggunakan pengaturan privasi yang tepat, menghindari membagikan informasi pribadi, tidak meng-klik tautan yang tidak dikenal, serta membaca pernyataan privasi dan kebijakan aplikasi. “Mulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri kita pribadi, dan mulai dari sekarang, sebelum terlambat dan mumpung kita masih punya kontrol terhadap akun sosial media kita.”, pesan Pak Agus sebagai penutup sesi pemaparan materinya.
Bapak Winarno, S.Si., M.Eng., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa phising merupakan bentuk kejahatan dunia maya yang paling umum. Serangan phishing biasanya berupa email, di mana penjahat dunia maya menyamar sebagai organisasi atau badan amal untuk melakukan tindakan kedua, seperti mengklik lampiran email berbahaya atau mengikuti link ke situs web palsu. Pak Winarno menyebutkan beberapa penyebab seseorang terkena phising yaitu mudah percaya dan tergiur, ceroboh, serta mengakses sembarangan link. Beberapa cara supaya kita dapat menghindari phising yang disebutkan oleh Pak Winarno yaitu update modus phising, memperhatikan setiap tautan yang mau diakses, dan selalu melakukan backup data. Jika sudah terlanjur terkena phising, salah satu langkah yang bisa dilakukan yaitu jika berupa gadget terinstall APK sehingga SMS data terbaca semua, lakukan blokir rekening, amankan semua e-Wallet yang terhubung.
Sementara itu, doxing adalah tindakan untuk mengambil data pribadi seseorang dan mempublikasikan kepada khalayak. Pak winarno menyebutkan beberapa modus seseorang melakukuan doxing, seperti ingin mendapatkan tebusan, mengancam target
korban, balas dendam, atau hanya sekadar kesenangan semata. Beliau menambahkan cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari doxing, yaitu tidak overshare dengan tidak menampilkan data pribadi di media sosial, selalu check and recheck setiap informasi yang ada, serta semakin peduli dengan privasi data. Sebelum menutup sesinya, Pak Winarno memberikan langkah yang bisa dilakukan jika sudah terlanjur terkena doxing, yaitu dengan menelusuri dokumen yang terbuka dan segera menghapusnya. “Phishing itu ibarat mati satu tumbuh seribu, mari kita tingkatkan kesadaran bersama, karena dengan phishing, nila setitik rusak susu sebelanga.”, pesan Pak Winarno sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.